Resiko Kemuridan
- stpetrussinaksak
- Oct 31, 2018
- 2 min read
Updated: Nov 27, 2018
Rabu, 28 November 2018
Bacaan 1: Wahyu 15:1-4
Injil: Luk 21:12-19,
Dalam bacaan pertama dikisahkan tentang penghakiman yang terjadi pada masa akhir zaman. Pada masa itu, akan ada penderitaan. Penderitaan itu akan membawa seseorang murtad kepada Allah. Karena saat masa kesengasaraan itu terjadi, banyak orang Kristen akan dibawa kepada kesesatan dan kemurtadan kepada Allah. Orang yang beriman teguh pada Kristus akan disiksa dan dibunuh, sedangkan orang yang berpaling dari Kristus akan memperoleh kebahagiaan dunia semata. Namun, ketika Yesus datang pada hari penghakiman, mereka yang tidak melepaskan imannya pada Kristus ketika dianiaya, diancam atau dibunuh (bdk. Wahyu 13:7-10), akan memperoleh kebahagiaan di Firdaus baru. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Injil hari ini berbicara tentang menjadi seorang pengikut Yesus yang sejati. Menjadi seorang Kristen dan menjadi pengikut Kristus yang sejati bukanlah hal yang mudah. Kerap kali kita mendapat masalah, hinaan dan tanggapan yang tidak baik dari orang lain, ketika kita menunjukkan eksistensi iman kita lewat tindakan dan perbuatan sebagai seorang Kristen. Namun, justru disinilah iman kita ditantang. Apakah kita mampu bertahan dan setia menjadi pengikut Kristus ketika mengalami penderitaan, atau kita malah menyembunyikan iman kita akan Kristus? Bukankah Yesus sendiri mengingatkan kepada kita, “konskwensi menjadi murid Kristus adalah memanggul salib?”
Dengan ini ingin dikatakan kepada kita, konsekwensi untuk mengikuti Yesus yang adalah Tuhan dan penyelamat. Untuk menjadi pengikutnya yang sejati, kita perlu memikul beban salib yang berat. Selain itu, iman kita akan diuji kedalamannya untuk menunjukkan eksistensi dan kemurnian iman kita. Sejauh mana kita mengimani-Nya dalam tindakan maupun perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang ditegaskan oleh Rasul Petrus, “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan pada hari Yesus kristus menyatakan diri-Nya.” Iman kita perlu diuji untuk membuktikan kebenaran Iman kita akan Yesus yang adalah Tuhan dan penyelamat. Meskipun Iman kita harus diuji dengan berbagai tantangan, ujian dan penganiayaan seperti yang dialami para murid bukan semata-mata untuk menyiksa atau membuat kita takut untuk menjadi pengikut Kristus. Tapi untuk memberi kita kesempatan dan kekuatan agar berani memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias.
Ketika kita berani memberi kesaksian, maka kita telah menunjukkan kebenaran Iman yang sesungguhnya. Untuk memberi kesaksian hendaknya kita jangan takut dan gelisah. Karena Tuhan selalu bersama kita. Walaupun pelbagai kesulitan dan cobaan akan kita hadapi. Kita tetap harus tegar dan kuat, agar iman kita benar-benar menjadi iman yang sejati.
Karena Iman kita lebih berharga dari emas. Maka Iman kita perlu diuji dengan berbagai cobaan-cobaan dan dalam berbagai tantangan. Seperti halnya emas yang diuji berkali-kali untuk menunjukkan eksistensinya sebagai emas. Begitu juga dengan Iman kita perlu diuji untuk menunjukkan eksistensi Iman kita sebagai pengikut-Nya yang sejati. Jika kita telah memiliki Iman yang murni dan menjadi Kristen yang sejati maka kita akan menerima janjinya. Bahwa kita tidak akan pernah lagi mengalami penderitaan, melainkan menerima kehidupan kekal dan kemuliaan pada waktu Tuhan Yesus datang kedunia untuk kedua kalinya.
Orang percaya harus menghadapi semuanya ini dengan sukacita karena dengan penderitaan, akan menumbuhkan pengharapan kita akan hidup kekal. Iman kita hanya dapat mencapai tahap kedewasaan yang penuh, apabila kita diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan. Maka marilah kita selalu teguh dalam Iman, walaupun kerap kali kita megalami banyak cobaan dan kesulitan. Karena ketika kita mampu bertahan dan setia pada-Nya, Dia telah menjanjikan keselamatan bagi kita. AMEN
(Fr. Santo Sagala)
ความคิดเห็น