Yesus selalu Ada
- stpetrussinaksak
- Oct 31, 2018
- 2 min read
Updated: Dec 1, 2018
Rabu, 5 Desember 2018
Hari Biasa Pekan I Adven
Bacaan 1: Yes. 25:6-10a
Bacaan Injil: Mat. 15:29-37
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Bacaan Injil hari ini menunjukkan dua buah peristiwa. Peristiwa pertama, Yesus menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakitnya, dan peritiwa kedua Yesus tergerak oleh belaskasih untuk memberi makan orang banyak yang mengiktinya.
Peristiwa pertama pada perikop tersebut menunjukkan bahwa Yesus menjadi tempat orang-orang yang mengharapkan kesembuhan dari penyakit yang diderita mereka. Yesus menjadi obat bagi banyak orang. Orang datang kepada Yesus, dan meletakkan segala harapan mereka kepada Yesus hingga akhirnya Yesus mau menyembuhkan orang-orang yang datang kepada-Nya. Sebagai manusia yang lemah, kita tak pernah luput yang dari namanya penyakit. Penyakit yang paling sering timbul dalam hati kita kerap membuat kita sering jatuh pada dosa. Rasa cemburu, iri, sombong dan rasa egois pada diri menjadikan kita masuk dalam jurang dosa. Pernah kah kita berfikir, bahwa segala sikap iri, egois, cemburu dan sombong adalah penyakit yang ada pada diri kita?
Sedangkan pada peristiwa kedua dari perikop tersebut yesus membuat mujizat dengan memberi makan banyak orang yang mengikuti Dia. Yesus tergerak oleh belaskasihan kepada orang banyak yang mengikuti Dia. Dengan tergeraknya belaskasih Allah, menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh peduli dan tidak pernah membiarkan orang-orang yang setia mengikuti Dia terlantarkan begitu saja. Tindakan Yesus tersebut menjamin kita bahwa hatinya selalu peduli dan menaruh belaskasiahan-Nya kepada kita manusia yang mau mengikuti Dia dengan setia.
Kedua peristiwa ini memiliki kesinambungan, yakni bahwa Yesus menjadi tempat setiap manusia memohon bimbingan dan perlindungan dalam segala aktivitas maupun karya –karya yang kita perbuat. Kita sendiri sudah tahu bahwa Yesus mampu melakukan segalanya yang dikehendakinya namun, pertanyaan yang patut kita renungkan dalam diri kita apakah kita sebagai orang yang percaya kepadanya sungguh-sungguh menaruh seluruh harapan hidup kita kepada-Nya dan maukah kita dengan rendah hati datang kepada-Nya memohon kesembuhan atas segala penyakit pada hati kita serta mau berkomitmen untuk setia mengikuti-Nya?
(Fr. Yohanes Chandra)
Comments